Rabu, 30 Juli 2014

teks drama yang tergabung dalam sila pertama


Narator         : Noor Kumalasari
Morgan         : Jayanto Adehernanda
Rafael           : Riski Tri Wahyu Putra
Pak Usman    : Haris Rilopambudi
Rara              : Meilina Tri Wardani
Riri                : Desi Aulia



“Indahnya Saling Menghargai”

Di suatu hari yang cerah di sebuah kota kecil terdapat sebuah tempat kost bagi para pelajar. Di tempat itu banyak terdapat para siswa dan siswi dari berberapa suku dan agama yang bersekolah di tempat berbeda-beda pula. Di kisahkan lah ada dua orang laki-laki yang baru saja tinggal dikost-kostan tersebut. Mereka pindahan dari Jakarta, yang satu bernama morgan ia adalah laki-laki yang selalu merasa dirinya paling keren diantara laki-laki mana pun dan tingkat kenarsisannya melebihi rata-rata. Morgan memiliki sahabat yang bernama rafael, rafael adalah orang yang sama narsisnya dengan morgan. Mereka berdua dahulu bercita-cita menjadi penyanyi namun karna mereka tidak diterima disekolah musik mana pun akhirnya mereka berdua pindah ke kota lain.

Saat di depan kos morgan dan rafael berbincang-bincang.
Morgan         : “bro malam ini kita ngapain ya?”
Rafael                        : “gimana kalo kita jalan?”
Morgan         : “jalan? Duit dari mana?? Akhir bulan gini ekonomi aku lagi labil nih.”
Rafael            : “terus gimana dong masa anak keren kaya kita malam mingguan di kost? Apa kata dunia??”
Morgan         : “lah terus mau kaya gimana lagi? Gini aja aku punya ide, gimana kalau kita malam ini karokean tapi di kost? Yah hitung-hitung ngirit lah”
Rafael            : “wah ide bagus tuh! Aku setuju! ”

Akhirnya morgan dan rafael setuju akan malam mingguan dikost. Disebelah kost-kostan mereka, tinggal dua orang perempuan yang bernama rara dan riri. Mereka adalah perempuan yang taat beragama. Saat sore hari tersebut rara memperhatikan tetangga barunya yaitu morgan dan rafael yang sedang berbincang-bincang.
Rara   : “Ra, kamu tau ga tetangga baru disebelah kita? Katanya pindahan dari jakarta loh”
Riri      : “iya aku udah denger ko dari temen-temen yang lain katanya mereka so gaul gitu”
Rara   : “hust ga boleh ngatain orang kaya gitu”
Riri      : “hahaha iya iya khilaf..”

Sore pun berganti malam, morgan dan rafael telah mempersiapkan segala peralatan untuk acara mereka. Di tempat lain rara dan riri yang sudah rutin setiap malam untuk belajar mengaji bersama juga bersiap-siap untuk mengaji.

Di tempat morgan dan rafael…

Morgan         : “sudah siap semua kan?”
Rafael                        : “yoi!!”
Morgan         : “oke mari kita guncangkan dunia!! Musikkk!!!”

Morgan dan rafael pun mulai menyalakan musik sekeras mungkin dan bernyanyi dengan  suka ria. Di tempat lain rara dan riri yang juga sudah mulai mengaji merasa terganggu dengan suara musik yang dimainkan oleh morgan dan rafael.

Rara   : “astaga.. suara apa ini? nyaring banget”
Riri      : “pasti ini kerjaan anak baru di sebelah!! Ga tau apa orang lagi ngaji? nyari masalah nih kayanya”
Rara   : “samperin yuu”
Riri      : “yuuu”

Rara dan riri pun geram dengan kelakuan morgan dan rafael sehingga mereka berdua keluar dari kost-kostan dan menegur  morgan.

Rara      : “heh kalian berdua  kalo mau nyalain musik jangan nyaring-nyaring dong kan yang lain pada terganggu? Ini kost-kostan bukan studio musik tauu!!”
Riri        : “tau nih ga peka banget sih jadi orang”

Morgan dan rafael pun akhirnya mematikan musik mereka dan keluar kamar. Mereka bingung dengan rara dan riri yang menghampiri dan memarahi mereka.

Rafael       : “weyy ada apaan nih datang ke kost-kostan orang terus langsung main marah aja.. salah kami apa?”
Riri             : “masih ga tau salahnya apa? Astaga!! Peka dong peka!!”
Rara          : “kalian tadi nyalain musik nyaringnya bisa kedengeran sampe radiaus 2 km tau!!”
Morgan    : “terus masalah buat kalian? Yang lain aja ga ada protes kenapa malah kalian yang protes?”
Rara          : “kami protes karena kami merasa terganggu!!”

Mereka semua pun beradu mulut merasa bahwa dirinya lah yang paling benar. Dan perselisihan mereka terdengar oleh Pak Usman sehingga Pak Usman keluar rumah dan menghampiri mereka. Pak Usman adalah pemilik kost-kostan mereka. Dia adalah orang yang paling dihormati di tempat tersebut.

Pak Usman     : “aduhh ada apa ini malam-malam pada ribut? Ada masalah apa semuanya?”
Riri                    : “ini pak anak baru masa malam-malam nyetel musik nyaring banget kan suaranya ngeganggu orang lain”
Rafael              : “ah yang lain aja ga merasa terganggu mereka aja pak yang nyari sensasi  malah nyalahin kami”
Rara                 : “bohongg.. yang nyari sensasi itu kalian, kalian kan anak baru pasti cuman mau nyari sensasi aja di kost-kostan ini”
Morgan           : “idih sorry yah, tanpa harus nyari sensasi kami berdua sudah terkenal!”
Pak usman     : “sudah-sudah kalian semua dari tadi tidak ada yang mau ngalah. Begini saja coba jelaskan satu-satu biar saya paham inti permasalahannya.”
Rara                 : “gini pak, kami kan tiap malam selalu ngaji nah pas kami mulai ngaji mereka berdua malah nyetel musik nyaring. Kami kan merasa terganggu makanya kami protes sama mereka”
Pak Usman     : “oke, terus kalian berdua kenapa malah marah-marah juga?” (menanyakan kepada morgan dan rafael)
Morgan           : “kami ga tau apa-apa tapi mereka langsung marah-marah ga jelas ke kami jadi ya kami marah juga pak dengan mereka”
Pak Usman     : “oh jadi seperti itu.. ini cuman kesalahpahaman saja. Seharusnya sebelum marah kalian semua harus membicarakannya dengan baik jangan terbawa emosi dahulu. Kalo sudah dijelaskan seperti ini kan jadinya sama-sama paham siapa yang salah.”
Rara                 : “jadi yang salah siapa pak?”
Rafael              : “kalian tuh yang datang-datang ketempat kami terus langsung marah-marah duluan”
Riri                    : “eh yang mulai duluan dan buat kami marah itu siapa? Kalian!”
Morgan           : “loh kok kami?”
Rara                 : “soalnya kalian nyetel musik nyaring dan ngeganggu kami yang lagi belajar ngaji”
Rafael              : “kami kan ga tau”
Pak usman     : “loh kok malah jadi berantem lagi? Sudah-sudah kalian semua emosinya lagi labil. Kalian berdua sama-sama salah. Seharusnya dari awal morgan dan rafael, kalian tidak menyalakan musik senyaring itu sehingga mengganggu orang lain. Lalu, kalian rara dan riri juga jangan datang-datang langsung marah dan menyalahkan mereka berdua yang tidak tau apa-apa.”
Rara                 : “iya pak kami ngaku salah”
Morgan           : “kami juga pak”
Pak usman     : “bagus lah kalau kalian berdua saling mengaku salah. Kita semua memang harus saling menghargai. Terutama kalian morgan dan rafael, sekarang kalian sudah tau kalau rara dan riri tiap malam rutin mengaji jadi kalian harus menghargai dan bertoleransi sehingga tidak mengganggu waktu mereka beribadah setiap malam.”
Morgan           : “ya pa”
Pak Usman     : “baik kalau semua masalah sudah selesai kalian semua kembali ke kamar kost-kostan kalian dan jangan ribut lagi yah!”
Semuanya      : “iya pak…”

Akhirnya permasalahan di antara morgan, rafael, rara dan riri pun telah selesai dan mereka kembali ke kamar kost-kostan mereka. Pesan moral yang terkandung dalam drama ini ialah pentingnya saling menghargai dan bertoleransi terhadap orang lain, apalagi bertoleransi dalam bergama. Toleransi antar umat beragama merupakan salah satu wujud pengalaman nilai Ketuhanan Yang Maha Esa (sila pertama) yang harus dilaksanakan agar terciptanya kerukunan hidup.